Sudah lebih dari dua hari aku sibuk dengan memperindah tampilan blog.
Hingga aku lupa untuk menyisipkan kalimat-kalimat pengisi blog. Memang
tak bisa dipungkiri sebuah blog dikatakan hidup ketika penulisnya masih
aktif menuliskan artikel-artikel. Namun bukan hanya artikel, tampilan
pun harus bisa mengundang mata untuk berkunjung.
"sudah sudah, malah bahas blog! Itu dibahas di kesempatan lain aja lah.
Sekarang bahas berdasarkan judul diatas saja. KUNTILANAK."
Nah, sebenarnya aku tidak berniat untuk menulis tentang makhluk satu
ini. Tadinya aku ingin mengepost beberapa tembang yang dibawakan dengan
efek-efek gitar dan double pedal ala Lamb Of God, namun karena ter-influence status teman dari sebuah jejaring sosial. Maka aku masukkan saja post dengan judul seputar kuntilanak.
"Sebenarnya siapa sih kuntilanak itu? Lalu siapa orang pertama yang mempopulerkan kuntilanak?"
Soal siapa yang mempopulerkannya, aku tak tahu. Mungkin anda sebagai
pembaca pun juga tak pernah tahu siapa yang mempopulerkannya. Yang pasti
popularitas makhluk gaib ini memang sudah pasti dan akan terus begitu
hingga anak cucu kita melupakan adat dan budaya masyarakat kita.
Yang aku tahu, (dari berbagai sumber yang saya baca) kuntilanak berasal
dari cerita rakyat melayu (bahasa melayu kuntilanak : puntianak,
pontianak). Kuntilanak berasal dari dua suku kata, yaitu "kunti" dan "anak". Kunti sendiri mempunyai makna "bunting"
atau hamil dan anak yang berarti anak. Jadi kuntilanak berarti seorang
wanita hamil yang meninggal ketika melahirkan atau sebelum anaknya
lahir. Beliau (kuntilanak manggilnya beliau) sering muncul ketika
menjelang petang. Dulu saat saya masih seusia adik-adik dibawah kelas 3
SD, sering sekali ditakut-takuti dengan kuntilanak oleh orang-orang tua.
Mereka sering bilang "jangan keluar petang-petang begini, nanti diculik
kuntilanak". Ada juga yang bilang diculik wewe gombel, yah masih
saudara kan sama kunti?! hehe.
Kuntilanak dikabarkan sering menempati reruntuhan bangunan atau
bangunan-bangunan terbengkalai lainnya. Ada juga yang mengabarkan mereka
senang dengan pohon-pohon besar seperti pohon waru yang tumbuh
mendoyong. Di jawa, pohon ini populer disebut waru doyong. Ada pula
mitos bahwa makhluk yang hobi ketawa melengking ini sering digunakan
untuk bahan memperkaya diri atau sering disebut pesugihan. Seringnya
mereka meminta korban atas imbalan harta yang mereka berikan.
Dalam cerita rakyat melayu, makhluk dengan tawa khas ini sering
digambarkan sebagai wanita cantik yang berjalan sendirian di kala
jalanan sunyi. Apabila bertemu dengan laki-laki yang tidak berhati-hati,
maka ia akan membunuhnya. Mungkin ini dimaksudkan untuk mencegah segala
tindak kejahatan pada wanita. Ada juga mitos tentang kebenaran
kuntilanak. Apabila kita mendengar suaranya di kejauhan, maka makhluk
ini sudah berada di dekat kita. Sedangkan bila suaranya dekat, maka ini
berarti makhluk ini jauh dari kita.
Adapun ciri-ciri makhluk ini :
- Tawanya yang melengking
- Menangis
- Menyukai Puing-puing bangunan
- Sering bertempat di muara atau sungai
- Menyukai daging anak-anak
Ada pula yang percaya bahwa makhluk ini sering muncul diiringi dengan
kidung jawa. Tembang-tembang durma macapat sering dikaitkan dengan
kemunculan makhluk ini. Beberapa mengatakan, kedatangannya selalu
diiringi dengan tembang "lingsir wengi". Ada pula yang mengatakan
bahwa makhluk ini akan datang bila kita melantunkan tembang-tembang
durma sendirian. Berikut ini tembangnya :
Bila di-Indonesia-kan, artinya seperti ini :Lingsir wengi sliramu tumeking sirno… Ojo tangi nggonmu guling…
Awas jo ngetoro…
Aku lagi bang wingo wingo…
Jin setan kang tak utusi…
Dadyo sebarang…
Wojo lelayu sebet…
Menjelang malam, dirimu akan lenyap…
Jangan bangun dari tempat tidurmu…
Awas jangan menampakkan diri…
Aku sedang dalam kemarahan besar…
Jin dan setan yang kuperintah…
Menjadi perantara…
Untuk mencabut nyawamu…
Sedangkan untuk menanggulangi kedatangan makhluk ini, mitos Melayu
menggunakan paku yang ditancapkan dibelakang leher kuntilanak. Sedangkan
untuk masyarakat Indonesia, paku ini ditancapkan di ubun-ubun makhluk
ini. Menurut kepercayaan orang jawa, makhluk ini tidak akan mengganggu
wanita hamil bila wanita tersebut membawa gunting, pisau dan paku kemana
saja ia pergi. Hal ini menyebabkan seringnya wanita jawa meninggalkan
gunting, jarum dan paku didekat tempat tidur bayi.
Ada pula yang mengabarkan tentang kuntilanak merah. Menurut kabar yang
aku dengar, kuntilanak ini tak jauh beda dengan kuntilanak pada umumnya.
Hanya saja, makhluk ini memakai kostum berwarna merah. Mitos tentang
kuntilanak ini telah menginspirasi banyak orang untuk mempopulerkan
cerita tentang mereka. Terbukti dengan begitu banyaknya film-film yang
mengadaptasi perilaku kuntilanak, bahkan pribadi kuntilanak itu sendiri.
NOTE :
Beberapa hal tentang tulisan ini yang ingin saya luruskan :
- Kuntilanak merupakan makhluk ghaib. Bukan makhluk pencabut nyawa. Bila ada kabar seseorang meninggal karena dibunuh oleh kuntilanak, itu mungkin karena rasa panik yang terlalu tinggi. Hingga menyebabkan orang tersebut lalai dengan apa yang dikerjakannya.
- Lingsir Wengi merupakan tembang macapat yang digunakan oleh Sunan Kalijaga sebagai "unen2" atau pengganti dzikir/wirid sehabis beliau menyelesaikan shalat malam, bukan untuk memanggil kuntilanak. Kidung tersebut berisi tentang tolak balak dan agar kita lebih mendekatkan diri pada Allah SWT.
- Dari sumber-sumber yang saya baca (dan saya masukkan dalam tulisan ini), semua mengabarkan bahwa kuntilanak itu menangis dan tertawa melengking. Memangnya bisa ya mengerjakan keduanya sekaligus? Yang bisa kabari saya ya..
- Untuk menangkal makhluk ini, sobat butuh paku. Belum lagi, harus ditancapkan dibelakang leher ataupun di ubun-ubun makhluk ghaib satu ini. Itu kalau pikiran kita masih jernih ataupun iman kita masih kuat. Tapi kan yang namanya manusia pasti sudah gemetar lebih dulu kan? Kalau sobat ga benar-benar berani gimana mau nancepinnya kan? Orang biasa pastilah sudah runtuh lebih dahulu imannya.
- Kunti itu hanyalah sebangsa jin. Bukanlah jelmaan dari wanita hamil yang meninggal atau pun arwah gentayangan. Orang yang sudah tidak bisa menyakiti. Wajar jika kita mengalami rasa takut akan hal ghaib seperti itu. Kita sama-sama ciptaan Tuhan.
- Kunti itu sama kayak gelandangan dan burung. Suka tinggal di reruntuhan bangunan dan di pohon-pohon. Malah ada yang bilang tinggal di muara sungai juga, kalau begini yang benar yang mana coba? Apa bukan gelandangan namanya kalau pindah-pindah tempat begitu? Apalagi bajunya juga pasti kucel kan kayak di film-film itu? kalau kucel itu kan identik banget sama gelandangan. hehe..
- Kuntilanak menurut masyarakat ada yang memakai kostum merah. Nah, ini makhluk ghaib apa PMI? Masa pake kostum warnanya merah? Apa kalau yang merah itu lagi dapet ya? hehehe..
Terakhir tambahan dari saya. Kita ini adalah makhluk Tuhan. Selama kita
masih percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, kita akan selalu berada
dibawah lindungan-Nya. Makhluk apapun yang kita hadapi, itupun juga
merupakan ciptaan Tuhan. Tak urung layaknya hewan dan manusia bukan?
Begitu juga dengan kita dan makhluk ghaib lainnya. Kalau anda masih
merinding ketika bertemu dengan makhluk seperti ini, itu adalah hal yang
wajar. Namun percayalah, mereka tak akan menyakiti kita. Bahkan sampai
mencabut nyawa kita.
Nah, sekian dulu tulisan dari saya, semoga dapat bermanfaat dan berguna
bagi saudara-saudara pengunjung blog saya. (semoga setelah nge-post ini
ga diapeli sama mbak kuntinya, hihihiihi).
Sumber Bacaan di Legenda Lama : Kuntilanak Dan Biografinya http://sentuh-aku.blogspot.com/2012/06/legenda-lama-kuntilanak-dan-biografinya.html#ixzz2L36HSsM7
Follow us: @SerambiM on Twitter
1 komentar:
cerita'ny lucu ..
Posting Komentar