Rumah Besar

Tanjungpinang Hari Kamis Tanggal 6 Maret 1997

Boby(Sepupuku yang lain dan tinggal bertetangga dengan Abah Rahman-Red) mengatakan aku dipanggil oleh Abah Rahman nanti malam, karena dia telah mendengar desas desus mengenai catatanku ini, Abah merupakan orang pertama yang akan aku temui apabila terjadi sesuatu dalam ekspedisiku ini, dia adalah seseorang yang aku anggap memiliki ketaqwaan yang tinggi dibandingkan paman-pamanku yang lainnya...

Aku yakin dia akan menasehatiku terkait permasalahan ini, tapi itu hanyalah tebakanku saja, kita lihatlah nanti malam, apa yang akan disampaikannya dan apa yang akan dipertanyakannya...?

Tanjungpinang Hari yang sama – Malam

Tadi aku sudah bertemu dengan Abah setelah Ratib(pembacaan doa yang dilakukan setiap malam Jumat dilingkungan keluargaku dan Abah yang memimpin pembacaan doa tersebut-Red) dan tebakanku salah, Abah justru mendukung pencarianku diusia yang masih muda ini, karena beranjak aku dewasa kelak pencarian ini bukanlah masanya lagi...

Namun ada sebuah cerita yang disampaikannya membuat aku penasaran dan sedikit gelisah juga takut...dia mengatakan:
Bahwa Habibi(panggilan kakek kebiasaan keturunan Arab dan Kakekku sudah meninggal di tanah suci Mekkah-Red) adalah orang yang juga mengenal yang namanya dunia dari dimensi lain, diceritakan bahwa Habibi pernah menjodohkan laki-laki dan perempuan dari bangsa Jin dan dibiarkan menetap di Rumah Besar(Rumah warisan Habibi yang sekarang tidak ada yang menempati namun tetap dijaga oleh paman-pamanku, rumah tersebut adalah rumah tua peninggalan belanda).

Hingga sekarang Jin dirumah besar itu tetap tinggal disana menurut Abah Rahman, dan berkembang biak ditempat yang diberikan oleh Habibi, waktu Abah masih remaja, sering sekali memergoki Habibi berbicara seolah mengobrol tapi hanya sendirian didepan teras rumah, dan dengan bahasa yang berganti-ganti antara bahasa Indonesia, Arab dan bahasa yang tidak diketahuinya...

Abah mengatakan klo Jin dirumah besar itu tidak pernah mengganggu keluarga dari Habibi dan hanya akan mengganggu apabila salah satu penghuni itu berbuat sesuatu yang tidak senonoh, banyak cerita saat Abah remaja mengenai penampakan dirumah itu oleh teman-teman dan sepupu-sepupu sebayanya...

Ada sebuah kamar di rumah itu yang dilarang oleh Habibi untuk ditempati, namun Habibi tidak memberitahukan alasannya, tapi tetap saja orang-orang tau kenapa Habibi melakukan pelarangan itu, kamar itu disebut dengan nama “Bilik Spin” (jaman dulu bahasa di Tanjungpinang lebih kental dengan bahasa Melayu-English-Red) atau Kamar Putar, konon menurut cerita, siapa yang berani masuk kedalam kamar itu maka akan terasa seperti pusing dan pitam, kepala seakan-akan pusing dan ruangan seolah-olah berputar...

Ada 2 Jin yang terkenal dan populer dikalangan keluarga, yaitu yang bernama Qordeba dan Mulian-Muku, nama yang aneh namun demikianlah yang Abah katakan padaku tadi malam...
Qordeba adalah yang lebih dikenal sebagai leluhurnya Jin di antara kalangannya, sedangkan Mulian-Muku datang setelahnya dan termasuk Jin yang memiliki nama di gunung Bintan(Gunung yang terdapat di daerah ane-Red) mereka berdua berteman dan sudah seperti layaknya bersaudara, Qordeba lebih dulu memeluk Islam melalui Habibi dan Mulian-Muku diperkenalkan oleh Qordeba mengenai Islam dan dipertemukan kepada Habibi oleh Qordeba.

Abah menyuruhku berteman dan berdialog dengan mereka, tanpa syarat-syarat apapun, karena menurut Abah setelah Habibi meninggal, mereka memperkenalkan diri kepada Abah dan menceritakan semua sejarah mereka hingga berada di Bilik Spin.

Mentalku belum bulat begitu Abah mengatakan untuk dipertemukan malam ini juga, karena menurut Abah, aku akan berdialoq sendirian tanpa ditemani oleh siapa pun, Boby, Ismu dan beberapa sepupuku yang lain ingin juga bertemu tapi mereka tidak mau sendirian melainkan beramai-ramai dan Abah tidak mengizinkannya.

Aku akan mempersiapkan diriku dulu untuk beberapa waktu kedepan, apabila aku sudah siap maka aku akan mengatakannya kepada Abah...

Menurut cerita dari paman-pamanku yang lain, Qordeba dan Mulian-Muku telah berjanji kepada Habibi untuk menjaga keturunannya(Habibi-Red) dan memperingatkan kami apabila kami telah melanggar syariat-syariat Islam layaknya seorang sahabat...

Dan saat aku tanyakan kepada Ayahku mengenai kebenaran cerita ini, dia hanya tersenyum dan mengatakan...
“Mereka hidup berdampingan dengan kita namun dimensi yang membedakan, dan Habibi adalah orang yang mereka(Qordeba dan Mulian-Muku-Red) hormati dan sayangi, maka jagalah hubungan baik Habibi dengan mereka dan jangan samapai kita rusak, kalau kamu memang siap ingin bertemu sapalah dia di Rumah Besar, pasti dia akan menyapa kembali dengan cara mereka apabila kamu memang layak untuk ditemui, mereka tau koq mana yang pantas untuk mereka memperkenalkan diri, kalau memang kamu tidak layak maka mereka tidak akan muncul...”

Aku pun mengatakan, “menyapa kembali dengan cara mereka itu yang masih buat deg-degan..!”

Dan ayahku membalas, ”makanya gak banyak orang yang berani, dan kalau pun berani banyak juga yang tidak dapat ketemu, kayak misalnya Om Ahid, dia berani, tapi dia tidak ditampakan...”

“Kenapa...?” tanyaku.

“Ya iyalah, dia ingin ketemu untuk nanya nomor togel, mana akan muncul...!mereka itu Jin muslim yang taat” begitulah kata Ayah.

Okelah, kelak aku akan coba bertemu dengan mereka dan mempertanyakan semua yang ingin aku ketahui tentang mereka dan alam Jin...semoga bermanfaat buatku...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar